Selasa, 19 Mei 2015

TOPI, SARUNG DAN ANYAMAN TRADISIONAL KALTIM

 TOPI, SARUNG, ANYAMAN TRADISIONAL KALTIM

 
Topi ini menjadi pelindung sehari-hari yang digunakan masyarakat Suku Dayak yang ada di Kalimantan. Memiliki ukuran yang lebar dan sekilas mirip dengan topi caping inilah seraung topi khas Suku Dayak yang banyak kita temui di kawasan Kalimantan khususnya dayak Kenyah  yang tinggal di Lekaq Kidau, Kalimantan Timur.

Seraung terbuat dari daun biru, sejenis daun palem yang lebar dan banyak tumbuh di hutan-hutan Kalimantan. Proses pembuatan topi ini dimulai dengan daun biru yang dikeringkan, kemudian disusun dan dijahit melingkar seperti kerucut.
 
Tenun Ikat Sarung Samarinda Kalimantan Timur 
Tenun ikat merupakan sebuah kerajinan tradisional dari Indonesia yang berupa kain dan dibuat dengan cara menenun helaian-helaian benang yang tentu saja sebelumnya sudah diikat lalu dimasukkan kedalam cairan pewarna. Dikarenakan tenun ikat adalah sebuah kerajinan tradisional, jadi proses pembuatannya hanya menggunakan alat tenun sederhana yang digerakkan menggunakan tangan. Walaupun sebenarnya sudah banyak tersedia mesin tenun yang dapat menghasilkan berbagai macam kain.
  

20. pada 2007 di Hongkong United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO)  memberikan penghargaan untuk kerajinan yang menggunakan rotan sebagai salah satu bahan bakunya.
Ironinya, anyaman khas Kalimantan Timur  ini terancam punah . Mengapa? Salah satu faktor utamanya adalah sulitnya mendapatkan bahan baku anyaman. Sehingga, menurunkan minat masyarakat Kalimantan untuk membuat anyaman khas ini.
Pengrajin anyaman dari suku Dayak Aoheng , Sesilia Tipung berpendapat, bahwa sulitnya mendapatkan pandan hutan, bambu, dan rotan sudah mulai terasa sejak lima tahun silam. Hutan tempat bahan baku tergantikan dengan perkebunan sawit.

KERAJINAN TRADISIONAL KALTIM

Kerajinan Tradisional KALTIM

Kerajinan manik-manik khas suku Dayak biasanya dibuat menjadi pakaian, menghias topi atau seraung maupun bening aban. Kini banyak hasil kerajinan manik-manik yang diolah menjadi tas, kalung, gelang, gantungan kunci dan aneka macam hiasan lainnya
Spoiler for anjat Alat berbentuk seperti tas yang terbuat dari anyaman rotan dan memiliki dua atau tiga sangkutan. Anjat biasanya digunakan untuk menaruh barang-barang bawaan ketika bepergian. 

Sumber : http://tutorialamati.blogspot.com/

ALAT TRADISIONAL MEMANGGUL ANAK KALTIM

ALAT TRADISIONAL MEMANGGUL ANAK KALTIM


Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah.Alat ini terbuat dari kayu. Biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah.Alat ini terbuat dari kayu. Biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah.Alat ini terbuat dari kayu. Biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
1.       Bening Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah.Alat ini terbuat dari kayu. Biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam. Sumber : http://tutorialamati.blogspot.com/

ACCESSORIES TRADISIONAL KALTIM

ACCESSORIES TRADISIONAL KALTIM
Aksesoris Khas Kaltim
Untuk masuk kedalam lamin menyaksikan pertunjukkan tersebut Anda membayar tiket sebesar Rp. 15.000,- dan akan mendapatkan souvenir gelang manik unik bertuliskan “PAMPANG”.
Gelang Manik

Acara pertunjukkan tari-tarian yang rutin dilaksanakan setiap minggu siang selain memperkaya wawasan Pengunjung akan budaya, juga tentunya diharapkan Continue reading 
Sumber : https://jundanarif.wordpress.com/tag/aksesoris-dayak-kaltim/

ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL KALTIM (PERAHU)


Perahu Tradisional Kalimantan Timur Dan Kalimantan Barat1.jpg
PERAHU TRADISIONAL DARI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN BARAT

Di daerah Kalimantan Timur yang terdiri dari semak belukar dan hutan lebat yang mengelilingi kampung pada umumnya dapat dicapai dengan perahu. Untuk berjalan kaki juga mengalami hambatan karena daerah yang berawa-rawa. Untuk bercocok tanam mereka harus membuka hutan dan belukar dan itu semua dilaksanakan dengan bergotong royong. Di sini peranan perahu sebagai sarana transportasi sangat besar Dalam hal ini perahu-perahu jukung atau cadik menjadi sarana angkut orang-orang yang sedang mengadakan kerja gotong royong untuk membangun lahan pertanian atau perkebunan mereka.
Pada saat ada upacara-upacara penting seperti upacara perkawinan, khitanan, upacara-upacara adat pembersihan desa dan lain sebagainya, perahu- perahu tradisional di daerah Kalimantan Timur ini juga menjadi sarana utama. Bahkan pada pesta perkawinan perahu tradisional biasa dipergunakan sebagai sarana untuk membawa rombongan pengantin wanita bersama seluruh handai taulan dan keluarga. Dengan perahu tersebut mempelai wanita dan keluarga di arak untuk menuju ke rumah mempelai laki-laki. Perjalanan mempergunakan perahu tersebut biasanya terjadi jika mempelai harus mengadakan perjalanan jauh dari rumah. Dalam upacara tersebut sejak mempelai turun dari bunyi-bunyian gong dan gendang terus terdengar dan ditabuh dengan irama yang khusus.
Pada waktu mempelai tidak langsung naik ke rumah mempelai laki-laki maka mempelai wanita tidak langsung naik ke rumah mempelai laki-laki tetapi mempelai wanita tersebut langsung terjun ke sungai, dengan tujuan agar mempelai laki-laki mengganti pakaian mempelai wanita yang sudah basah kuyup karena air sungai. (Emelin Lun, 1978-79: Adat upacara perkawinan daerah Kalimantan Timur, hal. 90-91).
Setelah upacara perkawinan dan setelah tiga hari tiga malam pengantin perempuan di rumah mempelai laki-laki mereka pergi ke mempelai laki-laki. Untuk pergi ke mempelai laki-laki tersebut juga dipergunakan perahu yang telah disediakan dan dihias dengan berbagai bunga dan hiasan yang menarik. Di rumah pengantin laki-laki diadakan upacara yang biasa disebut dengan lemalah tenan". Upacara dilakukan mulai dari perahu pengantin itu ditambatkan. (Emelin Lun, 1978-1979:116).
Dengan uraian tersebut di atas maka perahu di daerah Kalimantan Timur mempunyai fungsi yang mengacu pada kebutuhan sehari-hari, maupun untuk keperluan upacara-upacara perkawinan, bahkan ada yang dipergunakan dalam upacara sakral baik untuk penguburan atau untuk permohonan kepada Yang Kuasa agar diberikan keselamatan.
Perahu di daerah Kalimantan Timur mempunyai bentuk bermacam-macam ada yang berupa jukung (kano) yang dibuat dari satu batang kayu. Di samping itu perahu yang dibuat dari papan-papan kayu tebal dengan bentuk besar. Perahu jukung ada yang berbent.uk pendek ada juga yang berbentuk panjang dan ramping. Perahu-perahu jenis jukung panjang biasanya dipergunakan untuk transportasi jarak sedang dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain untuk transportasi ada juga yang dipergunakan untuk berdagang dan ada pula yang dibuat secara khusus untuk lomba.
Jukung (kano) kecil biasanya hanya dipergunakan untuk mencari ikan, mengaili, menombak, atau memasang "bubu" (penangkap ikan dari bambu). Perahu jukung panjang dapat memuat sampai 10-14 orang. Bahkan perahu panjang yang dipergunakan untuk lomba mencapai 20 orang. Perahu panjang untuk transportasi di sini sudah mempergunakan sarana modern yaitu dilengkapi dengan mesin tempel, Perahu jenis jukung panjang dapat memuat barang sampai 6-8 kwintal.
Perahu-perahu jukung panjang atau pendek yang biasanya hanya dikayuh sering pula dipergunakan sebagai sarana untuk menjajakan barang dagangan di tempat-tempat di mana pasar terapung berada. Jenis-jenis dagangan yang diperjualbelikan di pasar terapung terdiri dari berbagai kebutuhan rumah tangga baik dalam bentuk bahan makanan (sayur-sayuran, beras, daging, ikan dan lain-lain) di samping bahan pakaian.
Pasar terapung yang terdiri dari ratusan kano (jukung) terdapat di beberapa tempat di daerah Kalimantan, Sulawesi dan di Sumatra dan lain-lain. Bahkan jukung atau kano yang dipergunakan sebagai tempat transportasi dan berjualan sekaligus dapat dijumpai pula di kawasan luar Indonesia seperti misalnya di Bangkok (Thailand), Filipina bahkan beberapa negara ASEAN lainnya.
Di sepanjang sungai Kapuas sering terlihat perahu-perahu panjang yang hampir menyerupai kora-kora yang dipergunakan untuk menyeberangi sungai Kapuas baik arah hilir atau udik. Perahu dengan kelengkapan cadik atau layar jarang sekali ditemukan di daerah ini. Hal ini kemungkinan di daerah ini air tidak bergelombang sehingga cadik tidak begitu diperlukan. Demikian juga penggunaan layar kurang, karena perahu tersebut dipergunakan di sungai, Lokasi-lokasi perahu,di daerah Kalimantan yang penulis kunjungi antara lain di Pontianak, Ketapang, Tanjungpura dan tempat-tempat di sepanjang DAS Kapuas.
Perahu angkut lainnya ada yang dibuat dari papan dengan bagian dinding kanan dan kiri yang ditinggikan sebagai penyangga atap peneduh. Perahu jenis ini biasanya bagian belakang (buritan) lebar (terpotong). Pada saat perayaan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di berbagai tempat di Kalimantan seperti di Pontianak, Ketapang, Banjarmasin, Samarinda dan lain-lain tampak perahu-perahu yang sangat panjang yang ditumpangi oleh orang-orang berpakaian seragam dengan jumlah antara 20 orang dilengkapi dengan dayung untuk adu (lomba) kecepatan. Perahu-perahu jenis ini biasanya dihias dengan pola-pola hias khususnya di bagian ujungnya.

Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1008/perahu-tradisional-kalimantan-timur-dan-kalimantan-barat#photo[gallery]/1/

RUMAH ADAT KALTIM (LAMIN)


rumah-adat-KALTIM-300x198.jpg


Rumah Lamin
Sebagian besar penduduk Kalimantan Timur khususnya suku Dayak hidup secara berkelompok atau kekerabatan suku Dayak sangatlah kuat. Maka hal ini dibuktikan dengan rumah yang mereka bangun, sebagian besar rumah yang dibangun mereka secara berkelompom juga, selalu saja lebih dari 1 kepala kelaurga. Contohnya Rumah Adat Lamin yang diresmikan pada tahun 1987. Rumah yang berbentuk panggung tersebut tidak kurang dihuni 12 kepala keuarga atau skitar 50-100 orang. Diperkirakan ukuran rumah lamin sekitar dengan panjang mencapai 30 meter, lebar 15 meter dan tinggi sekitar 3 meter.

· Ciri-ciri Rumah Lamin
Setiap rumah adat pastinya mempunya ciri khas yang menjadi daya tarik suku Dayak. Dalam rumah Lamin sendiri ada bebarapa ciri yang sangat kental seperti pada pada ukiran atap ada terdapat patung yang ebrbebtuk naga dan bunrung enggan. Yang mengandung arti kesaktian dan kewajiban masayarakat Dayak. Pada bagian dinding yang paling em,nonjol adalah dari segi warna. Rumah ini dominan dengan warna kuning, putih dan hitam yang berbentuk salur pakis dan mata yang masyarakat percaya mengandung makna suku Dayakmampu niat buruk orang lain yang akan  mencelakakan suku Dayak dan melambangkan persaudaraan suku Dayak. Selain itu juga pada bagian kaki yang berbnetuk ukiran kerangka manusia dan juga binatang wanita memakai kain, serta bentuk semi-abstrakyang melambangkan persaudaraan suku Dayak desa Pampang. Masayarat percya ukiran dan patung tersebut berfungsi untuk mengusir rohroh jahat mengingat kepercayaan suku Dayak yang masih percaya dengan kekuatan-kekuatan gaib atau animisme.

Bahan utama bangunan rumah adat Lamin adalah kayu ulin atau banyak orang yang menyebutnya sebagai kayu besi. Disebut kayu besi karena memang jenis kayu tersebut adalah kayu yang sangat kuat. Bahkan banyak orang mengatakan jika kayu ulin terkena air maka justru tingkat kekuatannya akan semakin keras. Mungkin hal inilah yang membuat banyak orang yang membangun rumah di atas dataran rawa atau pinggiran sungai namun tahan lama umur bangunannya. Selain bangunan, totem-totem yang ada di bagian depan Lamin juga terbuat dari bahan kayu ulin. Menurut saya pribadi, bangunan yang terbuat dari bahan kayu ulin memiliki kesan mewah karena warna hitam khasnya. Hanya saja menurut penduduk sekitar saat ini agak sulit untuk mencari pohon ulin karena ada alih konversi lahan serta perambahan hutan-hutan.

Di bagian dalam lamin terdapat beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan upacara adat tertentu. Di bagian dalam Lamin sempat ada beberapa tengkorak kepala kerbau yang bertuliskan tanggal waktu. Menurut saya tanggal tersebut menunjukkan kapan seseorang tersebut meninggal. Dan juga Saya yakin tengkorak tersebut adalah bagian dari upacara melepas kematian yang biasa dilakukan oleh suku Dayak. Menyembelih’ kerbau adalah rangkaian puncak dari upacara Kuangkai (lihat postingan saya sebelumnya) yang dilakukan untuk upacara kepergian seseorang yang telah meninggal).


Sumber :  http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1055/rumah-adat-lamin-kalimantan-timur

PAKAIAN ADAT KALTIM

3 RAGAM PKAIAN ADAT KALTIM
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu negara bagian Sabah dan  Serawak. Selain dikenal dengan keindahan alam, kebudayaan serta adat istiadatnya, wilayah yang mayoritas dihuni oleh suku Dayak dan Kutai sebagai penduduk asli Kalimantan Timur juga memiliki kekayaan lain berupa pakaian adat tradisional. Bergantung fungsi dan penggunaannya masyarakat Kalimantan Timur biasa mengenakan pakaian khas daerah mereka untuk keperluan tertentu seperti saat upacara perkawinan, pertunjukan tarian, dan untuk acara lainnya.
Pakaian Adat Kalimantan timur
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : https://djangki.wordpress.com/
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : http://parokiapokayan.wordpress.com/
Barangkali sebagian dari kita sudah sering melihat pakaian adat suku Dayak yang dikenal identik dengan hiasan berupa susunan manik-manik beraneka warna sebagai penghias kain hitam yang digunakan sebagai bahan dasar pakaian adat Dayak. Pakaian adat yang dikenakan oleh wanita dikenal dengan nama Ta a dan sementara pakaian adat yang dikenakan oleh pria disebut dengan sapei sapaq. Dilihat dari cara berbusana, tampak jelas terlihat bahwa suku Dayak tampak arif dan bijaksana dalam memanfaatkan alam untuk kehidupan sehari-hari.
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : http://kopihijau.info/
Pakaian Adat Tradisional Ta a
Pakaian adat yang dikenakan oleh wanita dikenal dengan nama Ta a. Pakaian ini terdiri dari da a, yaitu semacam ikat kepala yang terbuat dari pandan dan biasanya dipakai untuk orang tua, baju atasan yang dikenal dengan nama sapei inoq serta bawahan berupa rok yang disebut ta a. Bagian atas dan bawah busana wanita ini dihiasai dengan manik-manik. Sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan uleng atau hiasan kalung manik yang untaiannya sampai bawah dada.    
Pakaian Adat Kalimantan Barat
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : https://pampangsuniaso.wordpress.com/
Pakaian Adat Tradisional Sapei Sapaq
Pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dikenal dengan nama Sapei Sapaq. Umumnya pakaian ini memiliki corak yang hampir sama dengan motif pakaian adat perempuan. Hanya saja pakaian atasannya dibuat berbentuk rompi yang dipadukan dengan busana bawahan berupa cawat yang disebut abet kaboq. Sebagai pelengkap ditambahkan pula dengan mandau yang terikat dibagian pinggang.
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : http://pampangsuniaso.wordpress.com
Pakaian Adat Tradisional Kustin
Selain Ta a dan Sapei Sapaq dikenal pula jenis pakaian adat tradisional yang disebut Kustin. Pakaian ini hanya dikenakan oleh suku Kutai dari golongan menengah ke atas untuk upacara pernikahan pada jaman kerajaan Kutai Kartanegara. Istilah kustin sendiri berasal dari kata kostum yang berarti pakaian kebesaran suku Kutai.
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : http://parokiapokayan.wordpress.com/
Pakaian ini terbuat dari bahan beludru warna hitam, berlengan panjang dan berkerah tinggi dengan ujung lengan, kerah serta bagian dada berhias pasmen. Untuk kaum pria pakaian ini dipadukan dengan celana panjang yang dibagian luarnya dipasang dodot rambu dan tutup kepala bundar yang dinamakan setorong berhiaskan lambang yang berwujud wapen. Sementara kaum wanita mengenakan sanggul yang hampir sama dengan sanggul Jawa. Pada bagian puncak belakang ditambahkan kelibun berwarna kuning yang terbuat dari sutera.
Pakaian Adat Kalimantan Timur

Pakaian Adat Kalimantan Timur
Sumber : fitinline.com/article/read/3-ragam-pakaian-adat-kalimantan-timur
Sumber : http://azizahnurfadillah10.blogspot.com